Ketika seseorang berusaha dan dia memperoleh nilai (value) berupa tumbuh dan bertambah, maka hal itu adalah wajar dan sekilas yang demikian itu adalah keberuntungan dan kesuksesan.
Namun, bagi hamba yang beriman, yang dinilai, yang dilihat, yang dipandang dan yang diukur bukanlah sekedar tambah dan tumbuh yang hanyalah merupakan materi, bahkan semu belaka. Karena pandangan seperti itu ternyata berawal dari kekufuran dan kebodohan. Bagi orang yang beriman, bertambah itu haruslah berupa berkah dan beruntung itu adalah jika Allõh سبحانه وتعالى meridhoi, jadi bukan hanya sekedar materi belaka.
Maka, riba ketika dikatakan Allõh سبحانه وتعالى bahwa dia itu adalah terkutuk, membinasakan, bahkan mengundang murka Allõh سبحانه وتعالى; maka pada saat itu pula lah seorang mukmin akan menyatakan padanya “cerai”.
Selamat menyimak rangkaian kajian berkenaan dengan seluk beluk RIBA.
Bismillah walhamdulillah washsholatu wassalamu ‘ala Rosulillah, amma ba’du.Berikut ini kami umumkan hasil test PSB TP 1441-1442 H/2020-2021 M (Gelombang I) […]